EVALUASI MANAJEMEN PEMILIHAN OBAT DAN KAJIAN POLIFARMASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ MUTIARA SUKMA PROVINSI NTB
DOI:
https://doi.org/10.36911/pannmed.v19i3.2168Keywords:
Obat, skizofrenia, polifarmasiAbstract
Manajemen diartikan sebagai proses mengatur. Manajemen sebagai bentuk pengelolaan dalam mewujudkan tujuan dan misi yang akan di tuju. Manajemen merupakan bentuk pengendali dari berbagai tindakan planning, organizing, actuating, dan controlling sehingga menjadikan satu-kesatuan yang saling berkaitan. Skizofrenia adalah gangguan otak kronis dengan gejala delusi, halusinasi, gangguan berfikir, konsentrasi dan hilangnya motivasi. Pasien akan menunjukkan gejala awal saat masih berusia muda (20–30 tahun), namun penyakit ini bisa terjadi pada semua tingkatan usia dan mempengaruhi baik laki-laki maupun perempuan dengan tingkat resiko yang sama. Tujuan; Penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian manajemen pemilihan obat di RSJ Mutiara Sukma Provinsi NTB berdasarkan Formularium Nasional dan Daftar Obat Essensial Nasional. Menganalisis potensi interaksi obat pada pasien skizofrenia akibat pemberian terapi polifarmasi. Metode; Penelitian ini adalah studi observasional dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder secara retrospektif yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data primer dilakukan dengan teknik wawancara terhadap kepala IFRS terkait ketidaksesuaian pemilihan obat dengan FORNAS ataupun DOEN. Hasil; Diperoleh sampel rekam medik pasien skizofrenia sebanyak 103 pasien. Kesesuaian obat yang diresepkan berjumlah 103 resep dengan jumlah obat 439 obat. Diperoleh kesesuaian obat dengan Formularium RSJ sebesar 97%, kesesuaian obat berdasarkan Fornas sebesar 98%, serta kesesuaian obat berdasarkan DOEN sebesar 73%. Obat-obatan yang terdapat dalam formularium merupakan obat yang telah sesuai dengan Fornas,dan merujuk pada DOEN. Pada Formularium RSJ dikhususkan untuk obat psikofarmaka. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian polifarmasi dengan interaksi obat, namun dilihat dari nilai odds ratio pasien dengan pemberian 3 macam obat dengan >3 macam obat maka 4 kali mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadinya interaksi obat. Kejadian interaksi obat diperoleh dari total 98 resep terdapat 572 kejadian interaksi. Interaksi skala mayor merupakan interaksi paling banyak terjadi yakni 500 (87%) kejadian interaksi. Interaksi skala mayor diperoleh 23 (4%) kejadian interaksi, dan interaksi skala minor diperoleh 49 (9%) kejadian interaksi.